Sabtu, 30 September 2017

WARUNG AYAM BAKAR LIENTANG (Jl.Danau Bratan Blok C2 no.A16, Sawojajar-Malang/22 September 2017)

WARUNG  UNIK DENGAN HARGA MASAKAN RELATIF MURAH MERIAH
 
Lokasi warung makan ini ada di kawasan ruko yang ada di daerah Sawojajar-Malang. Uniknya begitu masuk ke dalamnya, kita langsung disuguhi sebuah tempat khusus buat pesan antar di lantai bawahnya.

Sedang ruang makannya sendiri ada di lantai 2. Lagi-lagi bukan melewati anak tangga biasa yang bertingkat-tingkat itu, loh ... tapi digantikan dengan lantai yang dibuat setengah miring. Jadi bagi pengunjung yang mempergunakan kursi roda juga bisa berkunjung ke warung ini. Hmmm ...  sebuah ide yang bagus juga, ya ....
Pada lantainya juga dipasangi lampu-lampu kecil sebagai penerang jalan. Begitu juga pada langit-langitnya. Tampilannya jadi artistik, deh ....
Ruang makannya sendiri ada 2 pilihan. Ada yang di luar dengan mengandalkan hawa kota Malang yang sejuk dan ada juga yang di dalam bagi pengunjung yang kurang begitu tahan dengan hembusan anginnya.
Yuukkk ... sekarang kita ulas beberapa menu andalannya, yaaa ...
Berhubung judul, eh ... nama warung makannya saja ayam bakar Lientang, jadinya menu ayam bakar ini yang jadi andalannya, yaaa ...
Tampilannya seperti ini dengan ayam bakar yang ditusuk sama tusukan seperti tusukan sate tebal. 1 potong ayam bakar dada seperti ini dihargai Rp.14.000,- saja. Dagingnya empuk dan langsung terlepas dari tusukan satenya.

Menu ayam gorengnya juga sama-sama empuknya disertai taburan kremesan tepung. Harganya Rp.13.000,- 
Menu lainnya yaitu gurami bakar dengan harga Rp.40.000,- Dibakar kering kulitnya tapi tetap lembut di bagian dagingnya. Yang bikin puas adalah sambalnya yang langsung disediakan 1 mangkuk penuh .... wuahhhh ....
Menu terakhir adalah garang asem ayam yang dibungkus dalam daun pisang. Tampilannya jadi seperti botok tahu dengan guyuran santan sedikit encer.

Rata-rata rasa masakannya relatif biasa, yaaa ... Yang membedakan cuma tampilan warungnya yang unik dengan harga yang juga relatif murah meriah.




 

 

Kamis, 28 September 2017

SENTRA UKM MERR/Jl Dokter Ir Haji Soekarno no.11/Medokan Semampir,Sukolilo-Surabaya (27 Agustus 2017)

Tujuan terakhir kita adalah Sentra UKM Merr ... itu, tuh ... pusatnya semua produk UKM dijual. Gedungnya sendiri diresmikan sama Walikota Surabaya bu Risma pada tanggal 16 Desember 2014, full ac dan terdiri dari 4 lantai.
Lantai pertama menjual berbagai macam produk kerajinan (rotan, hasil laut, dedaunan dan biji-bijian).
Lantai dua menjual berbagai produk pakaian pria dan wanita berikut pernak-pernik perlengkapannya.
Lantai tiga menjual berbagai olahan makanan dan lantai empatnya dipergunakan sebagai ruang pertemuan. Sedang toiletnya sendiri ada di lantai pertama dan ketiga.

Harga produknya rata-rata relatif terjangkaulah ... hitung-hitung dengan membeli berbagai produk di tempat ini berarti kita juga turut memajukan produk ukm yang ada di Surabaya. 
Ok, deh .... akhirnya selesai sudah acara jalan-jalan SSCT-nya ... jalan-jalan yang berkesan karena selain membuka wawasan pengetahuan, kita juga diajak berbelanja di sentranya sekaligus.
Thanks buat SSCT, Ning Suroboyo (Ning Astrid dan Ning Sheri) dan Pak Yit ...  Sampai ketemu lagi, ya ....



JEMBATAN SUROBOYO/Jalan Raya Pantai Lama, Kenjeran, Bulak-Surabaya (27 Agustus 2017)

Sesudah menyusuri pantai Kenjeran yang banyak nongkrong pasangan muda-mudinya, bis wisatanya dibawa sama sopir pak Yit melewati Jembatan Suroboyo.

Peresmian jembatannya sendiri, sih sebetulnya sejak tanggal 9 Juli 2016 lalu, tapi toh, tetep aja sampai sekarang masih banyak pengunjungnya, apalagi persis di bawah lengkungan jembatannya itu dan ... anginnya besar banget, uiyyy .... Pengunjung juga bisa naik ke atas lengkungannya, tapi hati-hati, ya ... soalnya kalo jatuh bisa langsung nyemplung langsung ke pantai Kenjeran ... hehehe ....
Ada sekitar setengah jam kita dikasih kesempatan turun dari bis.

Di sebelah kanan jembatan terdapat pemukiman penduduk dengan atap rumah yang sengaja diwarna-warni supaya menarik.
Sedang di sebelah kirinya terdapat pantai Kenjeran dengan pemukuman penduduk serta perahu para nelayan.

Pak Yit juga sempat nunjukin sama kita, sungai buatan Jagir yang ada di  sebelah apartemen Klaska Residence Jagir Wonokromo. Sungai buatan ini bertujuan untuk menanggulangi masalah banjir di kota Surabaya yang nantinya akan bersatu dengan sungai Jagir Wonokromo.

Hayooo .. apa bedanya sungai alami sama sungai buatan ... ?
Coba, deh ... dilihat gambarnya. Kalo sungai buatan cenderung lurus gak berbelok-belok seperti sungai alami. Betul'kan ....

Hayuukkk ... kita lanjut ke Sentra UKM Merr


TAMAN HIBURAN PANTAI KENJERAN (THP KENJERAN)/Jalan Pantai Ria Kenjeran-Bulak, Surabaya/27 Agustus 2017

Dari Museum Surabaya, lanjut ke :
4. TAMAN HIBURAN PANTAI KENJERAN (THP KENJERAN)/Jalan Pantai Ria Kenjeran-Bulak, Surabaya.

Gak banyak yang aku ulas di sini berhubung full pengunjung. Pantainya juga keruh airnya dan gak punya bibir pantai. Ada panggung hiburan ndangdut yang dipasang di pinggir pantainya.

Aku cuma nunut makan siang di sini. Gak bisa intip-intip juga berbagai kios souvenir di sepanjang pantainya berhubung keterbatasan waktu.


Dari THP KENJERAN, kita lanjutin perjalanan ke :
5. SENTRA IKAN BULAK (Jalan Sukolilo 7 nomor 24-Kedung Cowek-Bulak, Surabaya).
 
Bangunannya sendiri bagus, bersih dan memanjang. Dipisahkan antara tempat para pedagang ikan segar dan para pedagang hasil olahan ikannya.
Begini penampakan gedungnya  .... Keren' kan .... Anginnya lumayan besar. Maklum ... diseberangnya persis sudah pantai Kenjeran.

Trus kalo kita beli krupuk dari kantong plastik besar itu, sesudah ditimbang sama penjualnya, nanti dimasukin ke dalam kantong plastik khusus bermerk dagangannya trus ujungnya dipress rapi pake mesin.
 
Ok ... kita lanjut lagi, yuk ... ke  JEMBATAN SUROBOYO .....


Sabtu, 16 September 2017

MUSEUM SURABAYA (gedung Siola-Tunjungan, Surabaya)/27 Agustus 2017

Okey ... dari MONKASEL, kita lanjut terus, yuukk ... ke :

3. MUSEUM SURABAYA (gedung Siola-Tunjungan, Surabaya).


Gedung museumnya sendiri jadi satu sama pusat pelayanan terpadu pemkot Surabaya untuk warganya, loh ... keren ....

Memang barang-barang koleksinya gak seberapa banyak tapi patut diacungi jempol pemikiran buat menyatukan museum ini sama pusat kegiatan masyarakat.

Warga yang kebetulan jenuh nunggu antrian buat dilayani bisa mampir dulu ke museum ini lihat-lihat koleksinya, apalagi gak ada tiket masuk alias gratis, tinggal isi buku tamu saja. Ada pemandunya juga, loh ...

Baru kali ini aku mengunjungi museum yang kesannya ramah, mewah dan gak bikin bulu kuduk merinding .. hehehe ....


Ning Sheri lagi in action, tuh ... jelasin perlambang dan maknanya pakaian daerah Cak dan Ning Suroboyo.

Ada beberapa barang koleksi museum juga yang jadi perhatianku, ya ... diantaranya kursi roda kayu ini yang didapat dari rumah sakit di Surabaya.

Kreatif bingit, ya ... dari kursi kayu biasapun jadi, tinggal dipasangi roda, pegangan tangan dan dudukan kaki.
Ada 2 buah piano asli peninggalan penjajah Belanda yang diambil dari gedung Balai Pemuda.

Dulunya piano ini dipergunakan penjajah Belanda untuk menghibur diri mereka.

Sampai sekarang kualitas suaranya masih bagus dengan pemeliharaan yang teratur.
Ini perlengkapan makannya buat sajian prasmanan pada masa itu.
Pada tahun 2016 saat diadakan penggalian ruang bawah tanah di gedung Balai Pemuda, ditemukan banyak sekali botol kuno Belanda bekas minuman beralkohol.
Begini penampakannya, ya ...
Ini cermin hias Ratu Belanda Wilhelmina kalo pas dia berkunjung ke Indonesia, loh ... yang juga dibawa dari gedung Balai Pemuda. Di pinggir meja kecilnya ada lambang huruf W sebagai inisial namanya.

Nyempetin mejenx, ah ... siapa tau ketularan jadi ratu (hehehe ... yang jelas sekarang udah jadi ratu selfi, tuh ...).

Dari Museum Surabaya, kita lanjut, yuk .... ke :
TAMAN HIBURAN PANTAI KENJERAN (THP KENJERAN)/Jalan Pantai Ria Kenjeran-Bulak, Surabaya.









MONUMEN KAPAL SELAM (MONKASEL)-jalan Pemuda 39, Surabaya/27 Agustus 2017

Dari gedung Balai Kota, kita lanjut, yukk ... ke :
2. MONUMEN KAPAL SELAM (MONKASEL/jalan Pemuda 39, Surabaya).

Di sini ada tiket masuknya sebesar Rp.10.000,-/orang.

Kapal selam ini merupakan salah satu armada Angkatan Laut RI yang punya nama KRI Pasopati-410, buatan Rusia tahun 1952 dan pernah dilibatkan dalam pertempuran Laut Aru untuk membebaskan Irian Barat dari pendudukan Belanda.

Panjang keseluruhannya 76 meter dan lebar maksimumnya 6,30 meter dan untuk sampai di tempatnya sekarang dilakukan pemotongan bagian per bagiannya terlebih dulu.
Hayukk ... sekarang kita masuk ke dalamnya.

Sempit, uiyyy ...
Untung ada ac di dalamnya, ya ... kalo gak bisa pengap, neh ... kita soalnya seperti jalan di dalam lorong, loh ...

Itu penampakan barak tempat tidur prajuritnya. Hehehe ... kalo kita-kita yang bobok di situ, dijamin bakalan ngglundung, tuh ... Oopss ...
Ruang tinggal perwiranya disendirikan, tapi tetep sama sempitnya.
Maklum ... ini di dalam kapal selam, uiyyy... bukan di kamar hotel .... hohoho ....







Ruangan komunikasinya juga dipisahkan tersendiri.

Ini kelengkapan mesin-mesin yang ada di dalam kapal selam.

Puyeng, dah ...buat yang gak ngerti, hehehe ....








Ada teropongnya juga buat lihat sikon di luar kapal selam.

Dari lorong satu ke lorong lainnya, kita harus melewati lobang sempit yang cuma cukup buat 1 orang saja seperti ini, yaaa ....



Sesudah kita menyusuri seluruh isi kapal selam, kita dipandu ke dalam sebuah ruangan semacam mini theatre, gitu ... buat menyaksikan filem dokumenter tentang Angkatan Laut RI, ya ...

Sayangnya kualitas gambarnya kurang bagus dan terkesan monoton. Coba kalo dibuat filem 3 dimensi, kayaknya bakalan seru, tuh ... hehehe ...

Okey ... dari MONKASEL, kita lanjut terus, yuukk ... ke :
MUSEUM SURABAYA (gedung Siola-Tunjungan, Surabaya).




GEDUNG BALAI KOTA (jalan Walikota Mustajab-Surabaya/27 Agustus 2017)


Dari gedung Balai Pemuda, kita langsung ke :
1.    gedung BALAI KOTA yang jarak tempuhnya sendiri cuma sekitar 15 menit saja karena kedua gedung ini memang letaknya berdekatan. 
Gedung Balai Kota ini dikenal sebagai  Taman Surya yang dipergunakan sebagai kantor dinas Walikota Surabaya.

Waktu rombongan kita datang, gedung Balai Kota ini lagi full masyarakat berhubung baru saja diadakan acara olah raga yang dihadiri Menpora. Kita langsung dibawa masuk ke dalam gedung trus di-infokan asal usul dan lambangnya kota Surabaya berikut pendiri gedung Balai Kota.

Gedung Balai Kota sendiri didirikan pada tahun 1923 pada masa walikota kedua Surabaya (GJ Dijkerman) dengan menghabiskan biaya sebesar 1000 gulden dan merupakan hasil karya dari arsitek berkebangsaan Belanda (GC.Citroen) dengan pelaksananya HV Hollandsche Beton Mij.

Ternyata gedung Balai Kota yang ada sekarang sebetulnya cuma bagian belakangnya saja, loh .... dari rencana keseluruhan pembangunannya sendiri di masa penjajahan. Berhubung keterbatasan dana, ya akhirnya pembangunan  selanjutnya harus dihentikan,

Wow ... halaman belakangnya sendiri saja sudah begitu luas, yaaa ... bagaimana kalo sampai pembangunan selesai keseluruhannya?

Gedung Balai Kota ini sendiri dilengkapi dengan bunker bawah tanah, loh ... yang semula dipersiapkan sebagai tempat perlindungan dalam menghadapi Perang Dunia II (tahun 1939-1945) dan konon merupakan salah satu dari 257 bunker yang dibangun sebelum tahun 1942 pada gedung-gedung yang ada di Surabaya.

Ning Astrid lagi in action, tuh ... di belakangnya persis terletak bunkernya. Hadooohhh ... beratnya itu pintu bunker pas ditarik.
Begini penampakan isi bunker-nya sendiri, ya .... Ada 2 anak tangga ke lorong bawah tanah.
Yang ada anak kecil itu adalah lorong bawah tanah yang bisa menembus ke kantor Gubernur Surabaya sedangkan di seberangnya adalah lorong bawah tanah yang bisa menembus ke GPIB Maranatha (jalan Yos Sudarso nomor 11, Embong Kaliasin-Surabaya/sekitar 350 meter dari gedung Balai Kota). 
Untuk alasan keamanan, lorong-lorong ini  ditutup karena adanya gas beracun di dalamnya.
Waaaa ... kalo gak ikutan bis SSCT, mana bisa masuk ke dalam bunker gedung Balai Kota, yaaa ...

Dari gedung Balai Kota, kita lanjut, yukk ... ke :
MONUMEN KAPAL SELAM (MONKASEL/jalan Pemuda 39, Surabaya).




KELILING SURABAYA DENGAN RP.7.500,-/27 Agustus 20017

Zuerrr ... keliling kota Surabaya cuma pake duit Rp.7.500,- aja ???
So pasti, dunk ... kalo kita jalan-jalannya pake bis SURABAYA SHOPPING AND CULINARY TRACK (SSCT). Mau .... ???
Hayuukk ... kalo gitu ikutan intip pengalaman jalan-jalanku pake bis SSCT di bawah ini, yaaa ...
Sebelum memulai acara jalan-jalan pake bis SSCT ini, kita harus beli karcisnya dulu di bagian Surabaya Tourism Information Center-Balai Pemuda (jalan Gubernur Suryo 15, Surabaya).
Pembelian karcis mulai dilayani setiap awal bulannya mulai jam 8.00 - 15.00. 

Rute bis SSCT ini ada 2, ya ... yaitu visit museum buat setiap minggu ganjilnya dan visit bahari buat setiap minggu genapnya (masing-masing setiap hari Selasa, Sabtu dan Minggu, dimulai jam 9.00 - 14.00).

Kalo kita sudah memilih waktunya, kita bisa langsung beli tiketnya di Balai Pemuda atau bisa terlebih dulu telpon ke nomor (031) 534 0 444 buat memastikan kursinya masih ada atau sudah penuh. 

Dan melalui telpon juga, kita bisa pesan tempat dulu, ya ... tapi karcisnya sendiri harus dibeli langsung di gedung Balai Pemuda dan gak ada perwakilan lainnya, loh. Harap maklum aja, sih ... bis-nya cuma 1 dan kursinya juga paling banyak 25 buah. 

Nah ... kalo karcisnya sudah kita dapat ... hayukkk ... acara jalan-jalannya sama bis SSCT ini bisa kita mulai.

Pemberangkatan awalnya dari gedung Balai Pemuda juga, ya ... dan kudu on time, loh .... jam 9 pagi tet .... gak pake nawar ... hehehe ....
Begini penampakan bis SSCT-nya ... unyu-unyu' kan .... full ac dan full music pula. Cuma gak ada toilet-nya. Jadi siap-siap setor dulu di tempat-tempat pemberhentian wisata buat yang hobi bezer, ya ... (kayak aku, sih ...) hehehe ...

Setiap peserta diminta memakai tanda peserta yang dikalungi itu, loh ... dan disediakan juga pemandu wisatanya.

Tempo hari itu, sih ... pemandunya Ning Suroboyo 2017 (Ning Astrid sama Ning Sheri).
Begini penampakan di dalam bis SSCT-nya.
O'ya ... selama ada di dalam bis, peserta dilarang makan minum, ya ... kecuali minum air putih sekedar melepas dahaga.

Harap maklum, sih ... bis SSCT-nya bersih bingit ... kan sayang kalo sampe harus dikotori remah-remah makanan.

Dan sebelum memulai acara jalan-jalannya, Ning Astrid memimpin doa terlebih dulu. Aku percaya, ini yang bikin acara jalan-jalan kami lancar, guyup, tertib dan gak ada peserta yang tercecer di sepanjang acara, hehehe ...
Ok ... sekarang kita mulai acara jalan-jalannya, yaaa ... ke gedung BALAI KOTA.