Senin, 28 Januari 2019

VEGAN FESTIVAL/Grand City-Surabaya/17-20 Januari 2019

Ada festival lagi, loh ... yang diadain di Grand City-Surabaya. Kali ini tentang segala hal yang berhubungan dengan dunia vegetarian, Infonya, sih ... ini sudah kali kelima diadakan di Surabaya. Cuma promonya gak seberapa terdengar, ya ... Aku juga dapat infonya gara-gara suka dengerin siaran di sebuah radio swasta yang ada di Surabaya dan ... hampir terlewatkan ... hehehe ...
Di depan ruangan dicantumkan tuh, denah tenant-tenant yang ngikutin festival.
Ada jadwal berbagai kegiatannya juga selama festival berlangsung.

Untuk membeli berbagai macam kuliner selama festival, pengunjung harus membeli kupon seharga Rp.5.000,- per lembarnya, ya ... dan itupun kuponnya bakalan diundi juga untuk mendapatkan pemenangnya dengan berbagai hadiah menarik.

Begini tampilan di dalam ruangannya, ya ...
Jadi ada semacam gubuk-gubuk kecil yang ditempatkan di sekeliling ruangan dengan beberapa tenant diletakkan di bagian tengah-tengah ruangan berikut disediakan juga meja dan kursi bagi pengunjung yang datang dan membeli kuliner yang ditawarkan.

Hmmm ... cukup antusias minat pengunjung yang datang, ya ... terlihat dengan adanya meja dan kursi yang selalu penuh diisi pengunjung.
Ini salah satu tampilan tenant-nya. Cukup menggoda selera, sih .... hehehe ... biarpun sudah tau semua produk yang namanya daging dan ayam berasal dari olahan bahan-bahan nabati lainnya.
Ada bakcang versinya vegan juga, loh ...
Coba icip-icip, sih ... dan rasanya jadi unik gak seperti rasa bakcang pada umumnya.
Selain berbagai stand kuliner, ada juga acara senamnya dari komunitas vegan.
Dan yang gak kalah serunya ada seminar dari kak Seto sendiri dengan tema " Mendidik Dengan Cinta ".
Bagi yang bukan vegan, bisa jadi menu ini cukup familiar dan masih bisa diterima lidah kita, ya ....

Nasi dari pewarna bunga telang dengan jamur geprek yang bisa kita minta tingkat kepedasannya.

Gak ada rasa aneh dari nasinya, kok. Malah bunga telang yang dijadikan minuman, rasanya persis seperti minuman bersoda tapi tentunya lebih bermanfaat karena dari tanaman langsung. Hmmm .... yummy ...



KOREA FESTIVAL/Tunjungan Plaza-Surabaya/4 Maret 2018

Korea Festival ini baru pertama kalinya diselenggarakan di Surabaya, loh ... Mengambil tempat di atrium Tunjungan Plaza dan mendapat tanggapan sangat positip, khususnya bagi para abg kota Surabaya. 
Ada berbagai stand sebetulnya. Tapi berhubung beberapa stand menghadap langsung panggung dan pengunjung abg mbludak jumlahnya, akhirnya pelayanannya jadi kurang optimal, deh ...
Ini penampakan sebelum atraksi panggung dimulai, loh .... Begitu plaza buka sekitar jam setengah 10 pagi, mereka sudah memenuhi kursi-kursi yang sudah disediakan panitia.
Kalo kita unduh aplikasinya Korea Tourism Organization lewat play store di handphone android, kita dapet 2 sachet stiker (merah dan biru) berisi aneka cabang olah raga yang diperlombakan dalam suatu event.

Sedangkan untuk buku panduan tentang tempat-tempat wisata yang ada di Korea dalam bahasa Indonesia diberikan secara gratis juga, loh ... Bukunya dicetak di kertas tebal dan bagus dan apa saja yang kita perlukan informasinya ada di sini. Keren ....
Di festival ini juga kita bica mencoba pake hanbok ... itu, loh ... pakaian tradisionalnya Korea. Cuma sayangnya aku terlalu siang ngantrinya dan akhirnya ketutupan pendaftarannya, dah ... hiks ... hiks ....
Tapi ... gak usah kecewa dulu, soalnya kita masih bisa ngikutin kelas memasaknya, yaitu bikin kimchi ... itu, loh ... fermentasi dari sawi putih dengan berbagai bumbu khas Korea. Yuk ... kita intip step by stepnya, ya ... Siapa tau berminat bikin sendiri ... hehehe ...
1. Mula-mula masukin dulu bubuk cabenya.
2. Minyak ikan yang giliran dituang.
3. Hayooo ... irisan jahe masuk wadah.
4. Lanjut .... bawang putih, uiyy ....
5. Trus ... mulai diaduk-aduk, dah ....
6. Lobak dapet giliran berikutnya buat dimasukin, tuh ...
7. Madu dimasukin juga, ya ... jangan lupa ...
8. Giliran sawi putihnya yang sudah dilayukan dengan air garam sampai berjam-jam.
9. Trus ujung sawi putihnya dipotong, ya ...
10.Dibuka lembar demi lembarnya.

11. Lalu dibaluri, deh ... lembar demi lembarnya dengan adonan yang sudah ada di dalam wadah kaca.
 12. Sampai merata ke semua bagiannya.
 13. Sesudah merata, dibentuk lagi jadi satu.
14 dan 14A. Dipadatkan.

15 dan 15A. Membentuk bulatan seperti ini.
16. Dan akhirnya ... jadi, dah, kimchinya. Sesudah dipotong-potong, jadinya seperti ini .... hmmm ... rasa yang unik di lidah ...






Selasa, 08 Januari 2019

RedDoorz near Exit Toll Satelit 2/Jalan Raya Dukuh Kupang Barat nomor 50A, Surabaya

Ulasan kamar nomor 211 (tgl.8 Nopember 2018)
KAMAR KURANG BERSIH DAN KURANG TERAWAT.....itu kesan pertamaku saat mendapat kesempatan pertama kali menginap di tempat ini, ya .... Yuk, ikutin pengalamanku ...

Buat nyampe ke tempat ini, patokannya dari arah gedung Srijaya dan rumah makan Ikan Bakar Cianjur di jalan raya Mayjen Sungkono, Surabaya  itu, loh ... trus kita belok kiri lewat jalan raya Dukuh Kupang Barat (ada petunjuk jalannya).

Ikuti lurus saja jalannya yang tidak seberapa lebar. Nanti jalannya bercabang dan ikuti saja ... tempat ini ada di sisi kiri jalan bercabang tersebut. Cukup mencolok, kok penampilannya ... jadi kita gak bakalan nyasar, dah ....
Seperti poto di samping itu, loh tampilan eksteriornya ... Keren'kan ....

Ini penampilan pas di malam harinya. Sama-sama kerennya'kan ....
Buat masuk ke lobinya atau ke resepsionisnya, kita harus menaiki anak tangga seperti ini di belakang tembok yang bertuliskan nama tempat ini.

Jadi lantai dasarnya khusus dipergunakan sebagai tempat parkir bagi kendaraan para pengunjungnya.
Untuk menginap di tempat ini, aku dikenakan harga sebesar Rp.175.750,- tanpa sarapan pagi lewat aplikasi RedDoorz, ya .... dan saat check in hanya dimintakan asli kartu tanda penduduk saja tanpa uang deposit.

Cukup kreatif, sih ... pihak penginapan dalam mempergunakan setiap lahan sempit yang tersisa.


Ruangan kosong di depan lobi di sepanjang sisi kiri dan kanannya ditempatkan deretan meja serta kursi-kursi bagi para pengunjung yang menerima tamu dari luar atau sekedar buat kongkow-kongkow menikmati udara luar. Hmmm ... keren ....







Untuk interior lobinya sendiri cukup artistik, ya ... disediakan juga meja berikut kursi-kursi.

Sayangnya kita cukup kesulitan kalau mau menghubungi tempat ini lewat telepon karena tidak pernah diangkat (hehehe ,,, jadi sebetulnya buat apa nomor telepon yang dipasang besar-besar di papan nama neon di luar, ya ... ???).





Pihak RedDoorz sendiri pas dihubungi juga tidak merespon untuk sekedar memberi info tentang nomor kontak yang bisa dihubungi. Ini kekecewaanku yang pertama bagi penyedia jasa penginapan ini, ya ... yaitu kurang kooperatif terhadap pelanggannya.

Jadinya kita kudu dateng sendiri ke lokasi kalau mau mendapatkan info tentang tempat ini. Bagi aku, sih ... no problem, ya ... karena sering ke Surabaya. Tapi bagaimana bagi mereka yang dari luar kota dan karena satu dan lain hal membutuhkan info dari tempat penginapan ini ?
Jadi ... silakan hubungi nomor 0812 1666 0169, ya ... Ingak ... ingak ... buat yang penting-penting, loh ....

Kita bisa minta kamar seperti apa yang kita mau dan berhubung aku rada alergi kalo harus naik turun tangga gara-gara mati lampu dan lift-nya gak bisa dipake atau pas lagi macet,  jadinya aku minta di lantai 2 dan ada jendelanya (buat intip-intip sikon di luar ... maksudnya, hehe ......).




O'ya ... kunci kartu kamarnya udah elektrik, ya dan kita harus tempelkan dulu kartunya pada sensor yang ada di dalam lift untuk naik ke lantai kamar yang kita tuju.

Menurutku hawa di dalam penginapan ini juga kurang segar, ya ... sedikit pengap cenderung beraroma asap rokok.

Sebelum menuju lorong yang berisi deretan kamar-kamar, ada sebuah ruangan kecil berisi sofa melingkar berikut meja kaca  dengan televisi datar di depannya.

Waktu aku datang dan melewati meja televisi, ada tumpukan piring kotor bekas nasi goreng diatasnya, ya ... dan sampai besok paginya aku lewat lagi mau pulang, eh ... itu tumpukan piring kotor masih betah ngendon di sana.
(Hadeehhh ... catet ... kesan negatif kedua kalinya sesudah masalah telepon tadi, hahaha .... ).

Lanjut, yukkk ... sekarang kita lihat kamarnya, ya ....
Berhubung aku mendapatkan kamar nomor 211, jadi letaknya ada di pojok sendiri.
Di ujung lorong ada jendela memanjang seukuran lebar lorong dan ... kenapa ada semacam kain (pel/handuk?) yang diletakkan persis dibawahnya, ya ... ?


Entahlah, yang jelas kesan negatif ketiganya muncul, deh ... yaitu kurang profesionalnya pihak penginapan, khususnya petugas cleaning service-nya  yang tidak segera menyelesaikan masalah yang ada dan segera mengangkat kain tersebut supaya tidak terlihat tamunya.

Ini tampilan pintu kamarnya ... masih memakai daun pintu model lama.
Ada sedikit kerusakan di dekat pegangan pintunya. Bisa jadi sedikit dirusak untuk mengganti pegangan pintu manual dengan sistem kartu elektrik, ya ....

Perhatikan lubang pengintip yang aku lingkari biru itu, tidak ada penutupnya, loh ....

Jadi aku sumbat sendiri dengan tisue menghindari orang dari luar ruangan mengintip kegiatan kita di dalam kamar, hiyyy ....
Secara keseluruhan, sebetulnya ruangan ini sudah perlu dicat ulang supaya tidak terkesan kumuh.

Lampu untuk seluruh ruangan dan kamar mandi dijadikan satu (aku lingkari biru) di bawah televisi datar  ukuran 14 inchi? dengan kabel-kabel bergelantungan dan tirai penutup jendela yang sudah kusam. Beberapa cat tembok terkelupas di sana-sini.


Aku gak ulas kualitas televisinya, ya ... berhubung gak pernah aku nyalakan sejak aku datang sampai pulang lagi.

Banyak bekas sundutan rokok di mejanya, loh ... hadehhhh ....
Remote ac-nya juga gak lepas dari bekas sundutan rokok sebagai penanda supaya kipas ac-nya bisa memutar merata ke seluruh ruangan.

Jadi buat yang kepanasan di dalam kamar padahal ac-nya sudah dinyalakan, bisa jadi lupa menekan tombol ini, ya ...
(hehehe ... aku aja, dapet infonya dari petugas cleaning service-nya, kok ...).

Mendingan nanya dulu, ya ... sebelum minta pindah kamar gara-gara kepanasan ....
Di atas mejanya diletakkan lemari es mini dengan pesawat telepon serta 2 buah botol air mineral.

Sebaiknya semua makanan disimpan di lemari es-nya, ya ... soalnya rotiku yang semalaman aku letakkan di atas meja, sedikit cuil berikut plastik pembungkusnya. Bisa jadi oleh ulah seekor binatang pengerat yang sangat pintar karena barang-barang yang aku letakkan di atas meja, tidak ada yang berubah letaknya.

Dan untuk menyalakan lemari es-nya, ada sebuah stop kontak di bawah mejanya.

Hanya ada sebuah stop kontak saja, loh ... di dalam kamarnya. Jadi kalo mau nge-charge handphone, ya kudu gantian atau ... hmmm ... bawa terminal (stop kontak) T sendiri dari rumah, kaleee ... hehehe ....
Lemarinya diletakkan di sudut ruangan. Cukup besar dan banyak sekat-sekatnya, sih ...
Sayangnya tidak disediakan tempat untuk menggantung pakaian.
Ini tampilan tempat tidurnya, ya ... tidak seberapa lebar, sih ... hanya nyaman kalau ditempati sendirian saja. Dan terus terang warna sepreinya kurang putih (kurang bersih nyucinya?).

Ada 2 buah handuk lebar yang diletakkan tergulung di atasnya.
Dari pihak RedDoorz sendiri menyediakan sebuah kantung kecil berisi sisir, 2 buah sikat gigi berikut pasta gigi mininya serta cotton bud dan sehelai kantung plastik bertuliskan RedDoorz.

O'ya tidak disediakan sandal kamar, ya ...
Untuk lampu tidurnya, kita bisa mempergunakan suasana temaram seperti ini ...
Kita putar saja tombol yang ada di samping kepala tempat tidurnya seperti ini.
Untuk wastafelnya sendiri tidak disediakan air hangat serta kaca. Kurang praktis, sih ... kalau hanya ada 1 kaca saja di atas meja yang diletakkan lemari es.

Begitu juga dengan tombol lampu kamar mandi yang diletakkan di dekat pintu masuk. Letaknya kurang praktis aja.
Untuk sabun cair berikut shampoo-nya, pihak RedDoorz juga menyediakan di dalam kamar mandinya seperti ini.
Disediakan bathtub dan toilet duduk seperti ini.
Tapi menyaksikan dasar bathtub-nya yang seperti ini, kalo aku, sih ... malz berendam di dalamnya ... hehehe ...

Maaf, sepertinya pihak penginapan harus melakukan berbagai macam renovasi dasar yang dibutuhkan setiap tamu yang akan menginap di tempat ini, ya ... sehingga slogan kos serasa di hotel betul-betul dapat diwujudkan di kemudian hari.

Untuk kos saja, tempat ini kurang memenuhi syarat dari segi kebersihan dan kenyamanannya.