KAMAR KURANG BERSIH DAN KURANG TERAWAT.....itu kesan pertamaku saat mendapat kesempatan pertama kali menginap di tempat ini, ya .... Yuk, ikutin pengalamanku ...
Buat nyampe ke tempat ini, patokannya dari arah gedung Srijaya dan rumah makan Ikan Bakar Cianjur di jalan raya Mayjen Sungkono, Surabaya itu, loh ... trus kita belok kiri lewat jalan raya Dukuh Kupang Barat (ada petunjuk jalannya).
Ikuti lurus saja jalannya yang tidak seberapa lebar. Nanti jalannya bercabang dan ikuti saja ... tempat ini ada di sisi kiri jalan bercabang tersebut. Cukup mencolok, kok penampilannya ... jadi kita gak bakalan nyasar, dah ....
Seperti poto di samping itu, loh tampilan eksteriornya ... Keren'kan ....
Ini penampilan pas di malam harinya. Sama-sama kerennya'kan ....
Buat masuk ke lobinya atau ke resepsionisnya, kita harus menaiki anak tangga seperti ini di belakang tembok yang bertuliskan nama tempat ini.
Jadi lantai dasarnya khusus dipergunakan sebagai tempat parkir bagi kendaraan para pengunjungnya.
Untuk menginap di tempat ini, aku dikenakan harga sebesar Rp.175.750,- tanpa sarapan pagi lewat aplikasi RedDoorz, ya .... dan saat check in hanya dimintakan asli kartu tanda penduduk saja tanpa uang deposit.
Cukup kreatif, sih ... pihak penginapan dalam mempergunakan setiap lahan sempit yang tersisa.
Ruangan kosong di depan lobi di sepanjang sisi kiri dan kanannya
ditempatkan deretan meja serta kursi-kursi bagi para pengunjung yang
menerima tamu dari luar atau sekedar buat kongkow-kongkow menikmati
udara luar. Hmmm ... keren ....
Untuk interior lobinya sendiri cukup artistik, ya ... disediakan juga meja berikut kursi-kursi.
Sayangnya kita cukup kesulitan kalau mau menghubungi tempat ini lewat telepon karena tidak pernah diangkat (hehehe ,,, jadi sebetulnya buat apa nomor telepon yang dipasang besar-besar di papan nama neon di luar, ya ... ???).
Pihak RedDoorz sendiri pas dihubungi juga tidak merespon untuk sekedar memberi info tentang nomor kontak yang bisa dihubungi. Ini kekecewaanku yang pertama bagi penyedia jasa penginapan ini, ya ... yaitu kurang kooperatif terhadap pelanggannya.
Jadinya kita kudu dateng sendiri ke lokasi kalau mau mendapatkan info tentang tempat ini. Bagi aku, sih ... no problem, ya ... karena sering ke Surabaya. Tapi bagaimana bagi mereka yang dari luar kota dan karena satu dan lain hal membutuhkan info dari tempat penginapan ini ?
Jadi ... silakan hubungi nomor 0812 1666 0169, ya ... Ingak ... ingak ... buat yang penting-penting, loh ....
Kita bisa minta kamar seperti apa yang kita mau dan berhubung aku rada alergi kalo harus naik turun tangga gara-gara mati lampu dan lift-nya gak bisa dipake atau pas lagi macet, jadinya aku minta di lantai 2 dan ada jendelanya (buat intip-intip sikon di luar ... maksudnya, hehe ......).
O'ya ... kunci kartu kamarnya udah elektrik, ya dan kita harus tempelkan dulu kartunya pada sensor yang ada di dalam lift untuk naik ke lantai kamar yang kita tuju.
Menurutku hawa di dalam penginapan ini juga kurang segar, ya ... sedikit pengap cenderung beraroma asap rokok.
Sebelum menuju lorong yang berisi deretan kamar-kamar, ada sebuah
ruangan kecil berisi sofa melingkar berikut meja kaca dengan televisi
datar di depannya.
Waktu aku datang dan melewati meja televisi, ada tumpukan piring kotor bekas nasi goreng diatasnya, ya ... dan sampai besok paginya aku lewat lagi mau pulang, eh ... itu tumpukan piring kotor masih betah ngendon di sana.
(Hadeehhh ... catet ... kesan negatif kedua kalinya sesudah masalah telepon tadi, hahaha .... ).
Lanjut, yukkk ... sekarang kita lihat kamarnya, ya ....
Berhubung aku mendapatkan kamar nomor 211, jadi letaknya ada di pojok sendiri.
Di ujung lorong ada jendela memanjang seukuran lebar lorong dan ... kenapa ada semacam kain (pel/handuk?) yang diletakkan persis dibawahnya, ya ... ?
Entahlah, yang jelas kesan negatif ketiganya muncul, deh ... yaitu kurang profesionalnya pihak penginapan, khususnya petugas cleaning service-nya yang tidak segera menyelesaikan masalah yang ada dan segera mengangkat kain tersebut supaya tidak terlihat tamunya.
Ini tampilan pintu kamarnya ... masih memakai daun pintu model lama.
Ada sedikit kerusakan di dekat pegangan pintunya. Bisa jadi sedikit dirusak untuk mengganti pegangan pintu manual dengan sistem kartu elektrik, ya ....
Perhatikan lubang pengintip yang aku lingkari biru itu, tidak ada penutupnya, loh ....
Jadi aku sumbat sendiri dengan tisue menghindari orang dari luar ruangan mengintip kegiatan kita di dalam kamar, hiyyy ....
Secara keseluruhan, sebetulnya ruangan ini sudah perlu dicat ulang supaya tidak terkesan kumuh.
Lampu untuk seluruh ruangan dan kamar mandi dijadikan satu (aku lingkari biru) di bawah televisi datar ukuran 14 inchi? dengan kabel-kabel bergelantungan dan tirai penutup jendela yang sudah kusam. Beberapa cat tembok terkelupas di sana-sini.
Aku gak ulas kualitas televisinya, ya ... berhubung gak pernah aku nyalakan sejak aku datang sampai pulang lagi.
Banyak bekas sundutan rokok di mejanya, loh ... hadehhhh ....
Remote ac-nya juga gak lepas dari bekas sundutan rokok sebagai penanda supaya kipas ac-nya bisa memutar merata ke seluruh ruangan.
Jadi buat yang kepanasan di dalam kamar padahal ac-nya sudah dinyalakan, bisa jadi lupa menekan tombol ini, ya ...
(hehehe ... aku aja, dapet infonya dari petugas cleaning service-nya, kok ...).
Mendingan nanya dulu, ya ... sebelum minta pindah kamar gara-gara kepanasan ....
Di atas mejanya diletakkan lemari es mini dengan pesawat telepon serta 2 buah botol air mineral.
Sebaiknya semua makanan disimpan di lemari es-nya, ya ... soalnya rotiku yang semalaman aku letakkan di atas meja, sedikit cuil berikut plastik pembungkusnya. Bisa jadi oleh ulah seekor binatang pengerat yang sangat pintar karena barang-barang yang aku letakkan di atas meja, tidak ada yang berubah letaknya.
Dan untuk menyalakan lemari es-nya, ada sebuah stop kontak di bawah mejanya.
Hanya ada sebuah stop kontak saja, loh ... di dalam kamarnya. Jadi kalo mau nge-charge handphone, ya kudu gantian atau ... hmmm ... bawa terminal (stop kontak) T sendiri dari rumah, kaleee ... hehehe ....
Lemarinya diletakkan di sudut ruangan. Cukup besar dan banyak sekat-sekatnya, sih ...
Sayangnya tidak disediakan tempat untuk menggantung pakaian.
Ini tampilan tempat tidurnya, ya ... tidak seberapa lebar, sih ... hanya nyaman kalau ditempati sendirian saja. Dan terus terang warna sepreinya kurang putih (kurang bersih nyucinya?).
Ada 2 buah handuk lebar yang diletakkan tergulung di atasnya.
Dari pihak RedDoorz sendiri menyediakan sebuah kantung kecil berisi sisir, 2 buah sikat gigi berikut pasta gigi mininya serta cotton bud dan sehelai kantung plastik bertuliskan RedDoorz.
O'ya tidak disediakan sandal kamar, ya ...
Untuk lampu tidurnya, kita bisa mempergunakan suasana temaram seperti ini ...
Kita putar saja tombol yang ada di samping kepala tempat tidurnya seperti ini.
Untuk wastafelnya sendiri tidak disediakan air hangat serta kaca. Kurang praktis, sih ... kalau hanya ada 1 kaca saja di atas meja yang diletakkan lemari es.
Begitu juga dengan tombol lampu kamar mandi yang diletakkan di dekat pintu masuk. Letaknya kurang praktis aja.
Untuk sabun cair berikut shampoo-nya, pihak RedDoorz juga menyediakan di dalam kamar mandinya seperti ini.
Disediakan bathtub dan toilet duduk seperti ini.
Tapi menyaksikan dasar bathtub-nya yang seperti ini, kalo aku, sih ... malz berendam di dalamnya ... hehehe ...
Maaf, sepertinya pihak penginapan harus melakukan berbagai macam renovasi dasar yang dibutuhkan setiap tamu yang akan menginap di tempat ini, ya ... sehingga slogan kos serasa di hotel betul-betul dapat diwujudkan di kemudian hari.
Untuk kos saja, tempat ini kurang memenuhi syarat dari segi kebersihan dan kenyamanannya.