Tanggal 18 sd.19 Agustus 2019, aku nyoba nginap di tempat ini dengan harga Rp.77.000,- Sebetulnya lebih mirip tempat kos non eksklusif, ya ... dengan halaman depan rada gelap karena ditutup atapnya untuk tempat parkir kendaraan roda 2 dari para penghuninya.
Cuma ada penjaga kos yang sewaktu aku datang naruh barang pagi harinya, masih harus menghubungi pemiliknya (?) untuk memberitahukan kedatanganku. Setengah jam lebih aku harus menunggu sampai aku bisa menitipkan barangku di dalam kamar yang belum siap ditempati dengan alasan masih harus dibersihkan terlebih dahulu. Saat aku maasuk, tercium aroma ruangan yang apek dan kotor serta tidak terawat.
Sorenya waktu aku memasuki kamar yang sama, hanya lantainya saja yang dibersihkan dengan aroma ruangan yang tetap kurang sedap. Kasurnya dari spring bad dengan seprei yang tidak terpasang dengan baik. Jadinya pas ditempati, bisa lari kemana-mana itu seprei, hehehe ... Kurang empuk pula spring bad-nya dan kedua bantalnya juga sudah kempis. Alamakkk ..... alamat gak bisa bobok nyenyak, neh ... huhuhu ....
Dan mungkin juga karena prinsipnya Eco Syariah, ya ... jadinya penjaga/pemilik kos-nya rada kepo juga nanya-nanyanya .... No problem, sih ... silakan diwawancara aja sekalian, ya ... lah wong tujuanku nginap jelas aja, kok ... biarpun aku cewe sendirian ... hiks...hiks...hiks...
Aku sengaja minta kamar di lantai bawah dan di depan juga dengan kamar penjaga kos yang ada di dekatku berikut halaman parkir di depan kamarku. Jadi harap maklum, deh ... sering kedengaran suara-suara orang ngomong.
Stop kontaknya cuma ada satu biji dan itupun letaknya nun jauh di atas dan gak ada meja di dekatnya. Jadi silakan berpikir kreatif aja, ya ... kalo mau nge-charge handphone dengan kabel yang umumnya relatif pendek, hehehe ...
Lah, mejanya justru diletakkan di depan kamar mandi, je .... Penempatannya betul-betul gak praktis dan gak efisien sama sekali. Terus terang, aku kesulitan meletakkan pernak-pernik barangku pas menginap di tempat ini. Seingatku juga, gak ada cerminnya.
Aku harus mondar-mandir ke sana ke mari dan untuk bertelanjang kakipun, rasanya juga ogah berhubung lantai kamarnya yang gak bersih-bersih amat. Jadilah di dalam kamar, bahkan sampai ke kamar mandipun, aku harus tetap mengenakan alas kaki.
Ini penampakan kamar mandinya dan mungkin bisa bikin mengerti alasanku kenapa tetap mengenakan sepatu sandalku, bahkan untuk keperluan mandi. Hiyyyy .... jorok dan warna kekuningan ada di sana-sini.
Malahan pas awal aku memasukinya, lampu neonnya berkedip-kedip. Terpaksa aku meminta penjaga/pemilik kosnya untuk memperbaiki lampunya terlebih dahulu. Pusing, uiyyy ....
Untuk perlengkapan mandi seperti sabun, shampoo dan sisir serta snack dari Airy-pun, aku juga harus memintanya terlebih dulu.
Dengan penampakan kloset yang seperti ini, terus terang, apakah tempat ini pantas untuk ditawarkan?
Perlu banyak perbaikan di sana-sini supaya bisa menjadi lingkungan dan kamar yang nyaman untuk dikunjungi sekaligus ditempati, ya ....
Tidak ada komentar:
Posting Komentar