4. Toko Bandeng Juwana Elrina (jalan Pandanaran 57, Pekunden-Semarang).
Dari luar, bangunan toko oleh-oleh ini kelihatannya kecil, yaa ... Tapi
begitu masuk ke dalamnya, ternyata cukup luas juga dengan penataan
ruang yang cukup nyaman (kalo gak terlalu banyak pengunjung juga, sih
... hehehe ...).
Menariknya, toko
ini juga menyediakan tester berupa potongan kecil dari berbagai aneka
oleh-oleh yang ditawarkan sehingga kita bisa tau persis rasanya sebelum
membeli.
Untuk bandeng vacuum-nya sendiri, pihak toko ternasuk royal banget dengan kemasannya.
Bandeng segar yang sudah diolah bersama dengan bawang putih, garam, kunyit, jahe berikut pewarna makanan kuning telur, divacuum terlebih dulu, lalu dikemas dalam plastik tebal bermerek Elrina yang berisi petunjuk pengolahan.
Selanjutnya masih dimasukkan lagi ke dalam kotak bermerek sama.
Di kasir, masih diberikan juga kantung kresek tebal ... lagi-lagi dengan merk Elrina.
Dan terakhir, semua belanjaan dijadikan satu pula ke dalam kantung besar yang cukup apik dan kuat untuk dijinjing ... bermerek Elrina. Hmm ... pelayanan yang memuaskan, hehehe ....
Bandeng vacuum-nya
sendiri dijual per kilo, ya. Satu kilo bisa isi 5-6 bandeng ukuran kecil
atau 4 bandeng ukuran sedang atau 2-3 bandeng ukuran besar.
Masing-masing dengan standard harga sendiri-sendiri.
Kadaluarsanya sendiri sampai 2 bulan dalam suhu ruang. Sayangnya untuk
sambalnya sendiri hanya tahan sampai 4 hari saja (waaa .... sedih buat
yang hobi pedas). Menurutku, sambalnya terasa lebih pedas kalo langsung
dikonsumsi dibanding dikukus terlebih dulu.
Bahannya antara lain terdiri dari tepung ketan, gula pasir dan santan dengan isian campuran kacang tanah, gula merah berikut gula halus dan terakhir dibalut dengan tepung (untuk yang varian originalnya).
Kulit luarnya yang lembut ditambah isian kacang tanahnya yang banyak bingit ..... enakkk ....
C. KOEWIH GANDJELREL/ROTI GAMBANG.
Ini dia kue khasnya Semarang.
Disebut ganjel rel karena bentuknya seperti bantalan rel kereta api dengan tekstur ulet (bantat) dan padat (alot) digigitnya dipadukan aroma coklat dan kayu manis berikut taburan wijen.
Kue ini dijadikan rebutan saat perayaan dugderan dalam acara pembagian roti di tengah tradisi menjelang Ramadhan.
Mengikuti perkembangan jaman, akhirnya bahan dasar kue yang semula berasal dari tepung singkong yang agak alot digantikan dengan tepung terigu supaya lebih gampang dan enak dikonsumsinya. Tapi rasanya jadi mengingatkan sama ontbijtkoek, deh ...
Lanjut .... sate sapi Pak Kempleng.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar