Kalo kita pengen wisata sekaligus nambah-nambah informasi ... tempat ini bisa menjadi salah satu pilihan yang tepat, loh ...
Mau nambah-nambah info tentang apa, sih ... ???
Mau nambah-nambah info tentang apa, sih ... ???
Selama ini'kan kita taunya cuma mengkonsumsi cairan madu yang sudah dikemas di dalam botol-botol berwarna gelap saja, ya ... Nah, di tempat ini kita bisa menyaksikan dari dekat, loh ... yang
namanya si lebah penghasil madu itu sendiri berikut langsung praktek cara beternak lebah
berikut petik madunya juga. Keren, kan ....
Dicatat, ya ... Nama tempat wisatanya adalah Agro Tawon Rimba Raya dan lokasinya ada di tepi jalan raya Lawang-Malang, tepatnya di belakang deretan ruko Puri Kencana atau di seberang rumah makan/depot HTS yang terkenal onde-ondenya itu, loh ... Pokoknya gampang, deh carinya ...
Trus ... berapa, sih HTM-nya ?
Langsung masuk aja, sih ... gak pake ditarik HTM. Untuk simulasi tentang perlebahan-nya saja, juga tidak dikenakan biaya alias gratis. Tapi kalau kita mau praktek atau edukasi langsung sampai panen madunya baru dikenakan biaya sebesar Rp.15.000,-/orangnya dengan durasi waktu sekitar 1 jam sd. 2 jam (untuk rombongan).
Tempatnya sendiri cukup luas cuma kurang terawat saja, sih ...
Di sini kita juga bisa berfoto dengan menggunakan sekumpulan lebah di seluruh wajah kita dengan biaya Rp.100.000,- Sedangkan untuk berfoto dengan menggunakan sekumpulan lebah di telapak tangan tidak dipungut biaya alias gratis.
Trus di hari Minggu sekitar pukul 10 pagi sampai dengan selesai, pemiliknya yaitu pak Hariono juga akan melayani terapi sengat lebah bagi pengunjung yang mengalami masalah kesehatan. Dan ... (lagi-lagi) tidak dipungut bayaran juga, loh ...
Asek' kan .... ternyata berwisata plus nambah-nambah pengetahuan plus menikmati terapi kok, banyak gratisnya juga, ya ... hehehe ....
Ok ... sekarang kita lihat pengetahuan dasar tentang seluk beluk perlebahan. Ikutin aku terus ....
Ini lokasi tempat kita belajar pengetahuan dasar tentang lebah, ya ... (Sst... Ini salah satunya yang gratis-gratis itu, loh ... hehehe ...).
Di tempat ini sudah disediakan beberapa kotak lebah bagi pengunjung yang mau ikutan simulasi.
Mas Bobi sudah mulai membuka tutup kotak lebahnya, tuh ...
Ingak ... ingak ... kalo kita lagi berdekatan sama lebah, dilarang melakukan gerak refleks atau memukul lebah yang beterbangan atau malah nempel di badan kita, ya ...
Soalnya mata lebah tuh, punya banyak lensa (kalo mata kita'kan cuma punya 1 lensa saja, ya ...) jadinya, mata si lebah bisa mengikuti arah bayangan kita. Itu kalo gak mau disengat, loh ...
Kotak yang lagi dibuka itu terdiri dari lebah yang asalnya dari Eropa dan Australia, ya ... terdiri dari lebah pekerja (betina) dengan usia 45 hari.
Lebah pekerja ini terdiri dari 5 level :
-level 1 adalah lebah yang baru menetas dengan tugas hanya membersihkan sarang saja;
-level 2 adalah lebah yang bertugas memberi makan larva-larvanya;
-level 3 adalah lebah yang sudah siap menjadi lebah penjaga atau penyengat (hiyyy ....);
-level 4 adalah lebah yang sudah dapat mencari makan sendiri (jarak tempuhnya sd. 2 km dari
sarangnya);
-level 5 adalah lebah komando yang siap memberikan tugas kepada lebah level 1 sd. level 4.
Tuh ... kita lihat, kalo madunya sudah terisi penuh, nantinya akan disegel sama lebahnya supaya gak bisa diisi madu lagi. Wow ... pinternya si lebah ...
Ini yang namanya pondasi sarang dengan bahannya yang terbuat dari lilin lebah yang sudah dimasak atau didaur ulang.
Cara kerja lebah itu sangat tertib dan teratur, loh ... Di dalam isi sarang ini sudah diatur kalo sarang 2 baris pertama dipergunakan sebagi tempat madu trus di 2 baris keduanya sebagai tempatnya madu dan larva. 2 baris ketiga dan keempatnya sebagai tempatnya larva. Jadi gak campur aduk amburadul gitu, deh ... hehehe ...
O'ya ... mungkin masih banyak yang bingung, ya ... apa, sih bedanya lebah sama tawon itu ?
Aku kasih infonya, neh ... kalo tawon itu hamanya lebah, tidak menghasilkan madu dan kalo menyengat bisa berkali-kali ... hadohhh... hadohhh .... Lanjuttt, yuk ....
Itu kepompongnya ratu lebah yang berbentuk memanjang di pinggir kotak. Di dalamnya terdapat royal jelly yang mahal harganya itu ... wow ....
Tugasnya si ratu lebah ini cuma bertelur saja, loh ... dengan usia bisa mencapai 4 sd. 6 tahun dan ukuran tubuhnya bisa 1,5 kali lebih besar dari ukuran tubuh lebah pekerja.
Di dalam 1 koloni lebah hanya dipimpin oleh seekor ratu lebah saja, ya ... Kalo ternyata di satu koloni terdapat 2 ratu lebah, maka keduanya akan saling bertarung untuk memperebutkan koloni.
Tapi kalo lawannya adalah si ratu lebah yang masih produktif tapi sudah tidak kuat bertarung lagi, maka si ratu lebah yang lebih lemah itu akan mengalah dan meninggalkan koloninya (hiks ... hiks ....).
Nah ... di dalam koloni lebah, juga terdapat lebah pejantan yang tugasnya hanya membuahi si ratu lebah dengan usia hanya sampai dengan 60 hari saja, ya ... lalu dia mati, baik sudah membuahi ataupun belum.
Si lebah pejantan ini gak punya sengat, loh ... dengan ciri matanya yang menyatu seperti lalat hijau.
Jadi di dalam 1 koloni lebah terdapat 95% populasi lebah pekerja (betina) dan hanya 0-5% lebah pejantan.
Lanjut, yuk ... sekarang kita mau lihat bedanya lebah lokal dan lebah impor, yaaa ...
Pada masing-masing kotak di bagian ujung bawah sebelah kanannya itu ada lubang sebagai pintu keluar masuknya lebah. Kotak yang lebih besar adalah tempat lebah impor sedangkan kotak yang lebih kecil sebagai tempat lebah lokal.
Dicatat, ya ... Nama tempat wisatanya adalah Agro Tawon Rimba Raya dan lokasinya ada di tepi jalan raya Lawang-Malang, tepatnya di belakang deretan ruko Puri Kencana atau di seberang rumah makan/depot HTS yang terkenal onde-ondenya itu, loh ... Pokoknya gampang, deh carinya ...
Trus ... berapa, sih HTM-nya ?
Langsung masuk aja, sih ... gak pake ditarik HTM. Untuk simulasi tentang perlebahan-nya saja, juga tidak dikenakan biaya alias gratis. Tapi kalau kita mau praktek atau edukasi langsung sampai panen madunya baru dikenakan biaya sebesar Rp.15.000,-/orangnya dengan durasi waktu sekitar 1 jam sd. 2 jam (untuk rombongan).
Tempatnya sendiri cukup luas cuma kurang terawat saja, sih ...
Di sini kita juga bisa berfoto dengan menggunakan sekumpulan lebah di seluruh wajah kita dengan biaya Rp.100.000,- Sedangkan untuk berfoto dengan menggunakan sekumpulan lebah di telapak tangan tidak dipungut biaya alias gratis.
Trus di hari Minggu sekitar pukul 10 pagi sampai dengan selesai, pemiliknya yaitu pak Hariono juga akan melayani terapi sengat lebah bagi pengunjung yang mengalami masalah kesehatan. Dan ... (lagi-lagi) tidak dipungut bayaran juga, loh ...
Asek' kan .... ternyata berwisata plus nambah-nambah pengetahuan plus menikmati terapi kok, banyak gratisnya juga, ya ... hehehe ....
Ok ... sekarang kita lihat pengetahuan dasar tentang seluk beluk perlebahan. Ikutin aku terus ....
Ini lokasi tempat kita belajar pengetahuan dasar tentang lebah, ya ... (Sst... Ini salah satunya yang gratis-gratis itu, loh ... hehehe ...).
Di tempat ini sudah disediakan beberapa kotak lebah bagi pengunjung yang mau ikutan simulasi.
Mas Bobi sudah mulai membuka tutup kotak lebahnya, tuh ...
Ingak ... ingak ... kalo kita lagi berdekatan sama lebah, dilarang melakukan gerak refleks atau memukul lebah yang beterbangan atau malah nempel di badan kita, ya ...
Soalnya mata lebah tuh, punya banyak lensa (kalo mata kita'kan cuma punya 1 lensa saja, ya ...) jadinya, mata si lebah bisa mengikuti arah bayangan kita. Itu kalo gak mau disengat, loh ...
Kotak yang lagi dibuka itu terdiri dari lebah yang asalnya dari Eropa dan Australia, ya ... terdiri dari lebah pekerja (betina) dengan usia 45 hari.
Lebah pekerja ini terdiri dari 5 level :
-level 1 adalah lebah yang baru menetas dengan tugas hanya membersihkan sarang saja;
-level 2 adalah lebah yang bertugas memberi makan larva-larvanya;
-level 3 adalah lebah yang sudah siap menjadi lebah penjaga atau penyengat (hiyyy ....);
-level 4 adalah lebah yang sudah dapat mencari makan sendiri (jarak tempuhnya sd. 2 km dari
sarangnya);
-level 5 adalah lebah komando yang siap memberikan tugas kepada lebah level 1 sd. level 4.
Tuh ... kita lihat, kalo madunya sudah terisi penuh, nantinya akan disegel sama lebahnya supaya gak bisa diisi madu lagi. Wow ... pinternya si lebah ...
Ini yang namanya pondasi sarang dengan bahannya yang terbuat dari lilin lebah yang sudah dimasak atau didaur ulang.
Cara kerja lebah itu sangat tertib dan teratur, loh ... Di dalam isi sarang ini sudah diatur kalo sarang 2 baris pertama dipergunakan sebagi tempat madu trus di 2 baris keduanya sebagai tempatnya madu dan larva. 2 baris ketiga dan keempatnya sebagai tempatnya larva. Jadi gak campur aduk amburadul gitu, deh ... hehehe ...
O'ya ... mungkin masih banyak yang bingung, ya ... apa, sih bedanya lebah sama tawon itu ?
Aku kasih infonya, neh ... kalo tawon itu hamanya lebah, tidak menghasilkan madu dan kalo menyengat bisa berkali-kali ... hadohhh... hadohhh .... Lanjuttt, yuk ....
Itu kepompongnya ratu lebah yang berbentuk memanjang di pinggir kotak. Di dalamnya terdapat royal jelly yang mahal harganya itu ... wow ....
Tugasnya si ratu lebah ini cuma bertelur saja, loh ... dengan usia bisa mencapai 4 sd. 6 tahun dan ukuran tubuhnya bisa 1,5 kali lebih besar dari ukuran tubuh lebah pekerja.
Di dalam 1 koloni lebah hanya dipimpin oleh seekor ratu lebah saja, ya ... Kalo ternyata di satu koloni terdapat 2 ratu lebah, maka keduanya akan saling bertarung untuk memperebutkan koloni.
Tapi kalo lawannya adalah si ratu lebah yang masih produktif tapi sudah tidak kuat bertarung lagi, maka si ratu lebah yang lebih lemah itu akan mengalah dan meninggalkan koloninya (hiks ... hiks ....).
Nah ... di dalam koloni lebah, juga terdapat lebah pejantan yang tugasnya hanya membuahi si ratu lebah dengan usia hanya sampai dengan 60 hari saja, ya ... lalu dia mati, baik sudah membuahi ataupun belum.
Si lebah pejantan ini gak punya sengat, loh ... dengan ciri matanya yang menyatu seperti lalat hijau.
Jadi di dalam 1 koloni lebah terdapat 95% populasi lebah pekerja (betina) dan hanya 0-5% lebah pejantan.
Lanjut, yuk ... sekarang kita mau lihat bedanya lebah lokal dan lebah impor, yaaa ...
Pada masing-masing kotak di bagian ujung bawah sebelah kanannya itu ada lubang sebagai pintu keluar masuknya lebah. Kotak yang lebih besar adalah tempat lebah impor sedangkan kotak yang lebih kecil sebagai tempat lebah lokal.
Kalo masing-masing tutup kotaknya dibuka, maka lebah impor yang pulang kembali ke sarang/kotaknya itu akan tertib masuk lewat lubang kecil di bawah kota itu, loh ...
Hehehe ... beda sama si lebah lokal yang akan langsung nyelonong masuk lewat atas (siapa suruh tutup kotaknya dibuka, ya ....).
O'ya ... lebah lokal juga termasuk sangat agresif tapi sengatannya gak sesakit lebah impor dengan produksi madu yang lebih lama juga (yaitu bisa sampai 1 bulan) dibanding lebah impor (yang produksi madunya cuma sampai 10 hari saja).
Ini yang namanya Propolis (yang bentuknya bulat hitam di ujung jarti tanganku itu). Dikerik dari ujung-ujungnya sekat-sekat yang ada di dalam kotak lebah.
Asalnya dari getah tanaman dan fungsinya sebagai obat (anti oksidan/anti virus) bagi lebah yang sakit (biasanya terdapat kutu di atas kepala lebah) dan sebagai pelindung bagi larva dari serangan kutu, bakteri, jamur, virus (termasuk dari serangan cicak yang memangsa larva).
Jaman dulu orang beternak lebah dari glodogan kayu kelapa dan kayu mundi.
Kalo sarangnya semakin menghitam warnanya berarti semakin kuat karena jadi elastis gak gampang dipatahkan. Beda sama sarang yang masih berwarna putih karena rapuh dan gampang dipatahkan.
Hayuk ... sekarang kita mau lihat lebah lokal yang imut-imut bingit kayak semut dan sangat agresif (hiyyy .... seremmmm ...).
Ini yang namanya lebah klenceng, ya ...
Yang bentuknya seperti merica itu adalah kepompongnya sedangkan yang bentuknya seperti lempengan pipih jamur itu adalah sarangnya.
Madu yang dihasilkan harganya mahal, loh ... karena semakin kecil lebahnya, semakin bagus juga kualitas madu yang dihasilkan (nektar yang dihisap sedikit, banyak liurnya yang justru kita butuhkan). Di alam, lebah ini hidupnya pada kayu, batu dan bambu.
Nah ... sekarang kita lihat berbagai produk yang berhubungan sama para lebah itu ....
1. BIPOLLEN ini adalah makanan (lauknya) lebah pejantan dan lebah pekerja, berasal dari serbuk sari bunga;
2. ROYAL JELLY adalah makanannya lebah ratu, berasal dari air liur lebah dengan harga jual bisa mencapai Rp.1 juta,-/kgnya;
3. PROPOLIS adalah obat anti virus/anti oksidan bagi lebah yang sakit serta pelindung bagi larva lebah, berasal dari getah tanaman;
4. MADU adalah makanan (nasinya) lebah pejantan dan lebah pekerja, berasal dari nektar bunga.
Pada dasarnya, fungsi madu adalah sebagai penambah stamina tubuh tapi pada perkembangannya bisa difungsikan sebagai obat alergi dan obat infeksi juga, loh ... Jadi silakan dibeli sesuai dengan kebutuhan masing-masing, ya ...
Ini yang namanya madu sarang yang harus segera dikonsumsi cepat-cepat sebelum meleleh. Full madu, tuh ...
Jaring-jaringnya akan terasa seperti benang di dalam mulut, loh ...
Madu sarang ini dihargai Rp.10.000,-/potong.
Kalo ini yang disebut botok tawon, ya ...
Bagi yang punya alergi, mungkin perlu sedikit berhati-hati mengkonsumsinya karena bisa menyebabkan gatal-gatal. Botok tawon ini dijualnya di depot yang menempati ruko di depan tempat wisata petik madu ini, ya ...
Tempat wisata petik madu juga menyediakan berbagai macam kuliner. Coba, deh ... kalo kulinernya berhubungan dengan bahan dasar yang ada madunya, mungkin bisa lebih menarik lagi.
Sekilas mengenai pembuatan pondasi sarang lebah, neh ....
Jadi sarang lebah yang sudah rusak atau tidak dipakai lagi dipanaskan sampai lumat lalu dicetak dalam bentuk lempengan-lempengan dan dibentuk segi enam.
Trus dibingkai dan diletakkan di dalam kotak lebah.
Ini adalah alat pembuat lebah ratu di mana telur asalnya dimasukkan ke dalam sebuah alat pencetak supaya bisa dihasilkan ratu lebah dengan ukuran tubuh yang lebih besar dari lebah pekerja. Wow ... cangih, ya ....
Jadi ... gimana, neh ...
Moga tempat wisata penambah pengetahuan ini bisa menjadi salah satu destinasi wisatamu selama singgah di kota Lawang-Malang, ya ...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar