Kamis, 09 Februari 2017

HOTEL AMARIS SIMPANG 5/Jalan KH.Achmad Dahlan 33, Semarang (28-30 Desember 2016)

Ini salah satu hotel dengan lokasi strategis yang ada di kawasan Simpang Lima-Semarang. Di seberang hotel persis ada Rumah Sakit Telogo Rejo. Di kedua sisi jalannya bertebaran warung-warung kali lima yang menjajakan berbagai kuliner. Es puter Cong Lik yang legendaris di Semarang dan nasi gandul khas Pati juga ada di sini.

Jaraknya yang hanya sekitar 450 meter ke Mal Ciputra-Simpang Lima dan sekitar 550 meter ke Matahari-Simpang Lima, betul-betul menjadikan hotel ini ramah ditempuh hanya dengan berjalan kaki saja menuju ke berbagai pusat perbelanjaan yang ada di kawasan Simpang Lima-Semarang.
Hmm ... kawasan yang gak ada matinya selama 24 jam, neehhh ....

Sekarang, yuk ... kita ulas hotelnya  ...
Halaman hotelnya sendiri memang gak terlalu luas, ya ... Memang untuk hotel-hotel budget seperti ini, karena lokasinya sendiri yang sudah strategis, sehingga untuk kesediaan lahan parkirnya jadi terbatas. Tapi buat kita-kita yang gak bawa kendaraan sendiri, sih ... no problem lah sama yang namanya keterbatasan lahan parkir.
Dari pintu masuk hotel, kita sudah disambut  ruang lobi yang terbatas juga luasnya.
Di sebelah kanan-nya terdapat 2 lift.
Sedangkan di sebelah kirinya diletakkan lemari pendingin berbagai merek minuman serta meja kecil untuk meletakkan kopi dan teh yang selalu panas, gula dan creamer serta 2 macam snack rasa asin (semacam Taro) dan snack rasa manis (kue kuping gajah) sebagai welcome drink dan bisa kita ambil gratis.                                            
Kalo mau selpi dengan latar belakang peta Semarang, bisa juga, neehh ....
Sengaja aku minta kamar lantai terbawah dengan jendela menghadap jalan raya. 
Akhirnya dikasih kamar nomor 201 di mana  di seberang kamar persis ada tangga darurat, di ujung lorong dekat pintu kamar ada jendela yang bisa dibuka dan di dalam kamarnya sendiri ada jendela yang juga bisa dibuka.
Hehehe ... aman terkendali, nehh ... sebagai antisipasi kalo sampai terjadi musibah gempa atau kebakaran ... Amit-amit, deh ....

Pintu kamarnya sendiri sudah memakai kunci otomatis dengan kartu elektrik, ya ... ditambah 2 pengamanan lagi dari dalam, kunci yang bisa diputar manual dan kunci selot. Pengamanan standar-lah ...
Begini penampakannya dari arah pintu masuk.
Kaca panjang seukuran tubuh, televisi layar datar, meja tulis dan kursi, brankas kecil, berikut tempat gantungan baju yang terbuka.
Kamar mandi ada di dekat pintu masuk.
Di dalamnya ada wastafel berikut toilet.

Sabun cair dan shampoo diletakkan dalam wadah yang ditempel di tembok.

Sayangnya tidak disediakan tempat sampah dalam ruangan ini, ya ...
Di atas meja disediakan 2 botol air mineral berikut sandal kamar, 2 buah sikat gigi berikut pasta gigi mini yang dijadikan satu dalam satu wadah.

Dengan interior warna-warni yang walaupun tidak semeriah interior hotel budget sekelas hotel ini lainnya, tapi sudah cukuplah untuk menjauhkan kesan sumpek harus bermalam dalam sebuah ruangan yang hanya berukuran sekitar 3x4 meter.
Sekarang, kita lihat ruang makannya, ya ...
Ruang makannya ada di lantai 1 dengan jadwal sarapan pagi mulai jam 6 pagi.
Kita bisa memilih mau sarapan pagi di teras yang menghadap langsung ke jalan raya atau mau di dalam ruangan saja yang ber-ac.

Pilihan menunya cukup beragam, ya ...
Mulai dari omelet, pecel, nasi goreng, soun goreng  cabe hijau, tumis kacang panjang, semur ayam kentang. 

Ada juga bubur ayam dan rawon serta roti tawar dengan berbagai olesan selai, mentega atau coklat. 

Soup gambas bihunnya segar. Sayangnya wedang secangnya terlalu manis. Disediakan juga 2 macam juice selain kopi dan teh.

Harga kamar per malamnya Rp.600.000,- Tapi berhubung aku pesannya jauh-jauh hari sebelumnya, jadi dapat harga kamar 2 malamnya Rp.575.000,-

Bagi  yang butuh lokasi strategis yang gak jauh dari pusat keramaian, kenyamanan dan keamanan dengan budget kamar yang gak bikin jebol kantong ... hotel Amaris ini bisa menjadi salah satu hotel yang patut diperhitungkan.






Rabu, 08 Februari 2017

STASIUN TAWANG/Jalan Taman Tawang 1, Semarang (30 Desember 2016)

Nama dari stasiun Tawang ini sendiri diambil dari nama sebuah perkampungan yang ada di dekatnya, yaitu kampung Tawangsari.

Merupakan stasiun kereta api tertua di Indonesia sesudah Semarang Gudang. Stasiun ini diresmikan pada tahun 1868. Dan sampai saat ini masih terawat dengan baik serta tidak banyak mengalami perubahan bentuk berarti sejak dulu.

Ada berbagai keunikan yang bisa kita temukan dari stasiun Tawang ini, loh ...
Sejak pertama kali kita memasuki stasiun ini, di ruang tunggu keberangkatan kereta api, kita sudah disuguhi ruangan dengan pilar-pilar kokoh serta kubah atap yang sangat tinggi dengan lampu gantung kuno di keempat bagian sisinya.
Selain jendela-jendela kecil pada kubah atap berfungsi untuk masuknya cahaya matahari ke dalam ruangan, juga bentuknya yang artistik serta ketinggiannya yang sudah diperhitungkan untuk sirkulasi udara di dalam ruangan.
Waktu aku berkunjung ke sana, di salah satu sudut ruangannya juga dijadikan tempat buat ber-selpi ria, loh ...
Pintu-pintu stasiunnya juga dari kayu khas peninggalan Belanda.
Keunikan lain-nya, setiap ada kedatangan kereta api memasuki stasiun, diperdengarkan instrumen lagu Gambang Semarang. Dan .... banyak juga burung pipit yang ikutan keluar masuk ruang tunggu kedatangan stasiun ini di pagi hari, yaaa ... Wow .... stasiun kereta api yang unik dan indah ...







GEREJA BLENDUK/ Jalan Letjend. Suprapto 32, Semarang (29 Desember 2016)

Gak banyak yang bisa diulas dari gereja ini, kecuali poto-poto selpi di halaman depan dan sampingnya saja karena pengunjung yang membludak. Ditambah juga waktu aku ke sini, pihak gereja sengaja memasang terop yang dipergunakan untuk persiapan ibadah tutup tahun di samping gereja yang justru memperlihatkan kubah blenduk-nya. Soalnya di depan gereja gak mungkin, sih ... lah wong langsung jalan raya, jeee .... hehehe ....
Akhirnya sudut pengambilan gambar yang tersisa cuma seperti ini dan itupun butuh perjuangan ekstra, loh ... Yang motret harus ada di seberang jalan yang gak seberapa lebar dan berhubung arus lalu lintasnya sangat padat, walaupun  cuma 1 arah, akhirnya baik yang motret sama yang dipotret sama-sama capek dengan posisinya masing-masing, deh ... Nunggu lalin-nya macet dulu, tuh ... baru bisa ambil gambar yang 'sepi' model gini, hehehe ....
Gereja dengan bangunan bergaya neo klasik ini didirikan tahun 1753 dan sampai saat ini masih terawat dengan baik serta dipergunakan sebagai tempat ibadah bagi jemaat GPIB Immanuel di Semarang.

Next time ... semoga aku bisa mengulas gereja ini berikut ruangan ibadah di dalamnya yang menurut info-nya juga memiliki berbagai keunikan lainnya. Semoga ....

Kamis, 02 Februari 2017

PAGODA AVALOKITESVARA BUDDHAGAYA WATUGONG/Jl.Perintis Kemerdekaan, Pudak Payung, Banyumanik, Kota Semarang

JALAN-JALAN SEMARANG 4
Pagoda Avalokitesvara ini terletak di dalam kompleks vihara Buddhagaya Watugong seluas 2,25 ha dengan 2 bangunan utamanya yaitu Pagoda Avalokitesvara dan Vihara Dhammasala.

Lokasinya sendiri berada persis di seberang markas Kodam IV Diponegoro dan bentuk bangunannya yang megah sudah kelihatan jelas dari arah jalan raya.
Jam bukanya mulai jam 7 pagi sampai dengan jam 9 malam tanpa harga tiket masuk resmi, hanya biaya parkir sukarelanya kita saja.
Disebut juga pagoda Watugong karena di daerah tersebut pernah ditemukan sebuah batu besar yang setelah terbelah di dalamnya ternyata terdapat batu berbentuk seperti gong. Dari area parkir, kita bisa memasuki kompleks vihara melalui monumen watugong ini.

Kita mau menjelajahi vihara Dhamasala dulu yang terletak di sebelah kiri kompleks dengan bangunan berlantai 2 di mana lantai 1-nya adalah aula serba guna sedangkan lantai 2-nya ada ruang Dhammasala yang dipergunakan sebagai tempat ibadah bagi umat Buddha.
Sebelum memasuki vihara, ada  ritual khusus yang harus dilakukan umat Buddha dengan menginjak relief yang terdapat di lantai depan pintu masuk vihara.
Relief  tersebut berbentuk bundar dengan gambar ayam sebagai perlambang keserakahan, ular sebagai perlambang kebencian dan babi sebagai perlambang kemalasan.

Diharapkan dengan menginjaknya sebagai perlambang menaklukkannya, umat Buddha dapat meninggalkan karakter-karakter tersebut  untuk dapat memasuki nirwana.

Di dalam ruang viharanya sendiri diletakkan sebuah patung Buddha raksasa keemasan dengan berbagai peralatan peribadatan.
Halaman vihara-nya sendiri dikelilingi pilar-pilar kokoh kecoklatan serta tembok dengan ukiran relief yang menggambarkan proses kehidupan manusia dari lahir sampai pada meninggalnya.


Dari sini, kita bisa melihat pagoda Avalokitesvara dari kejauhan.

Sedangkan untuk mencapai pagoda Avalokitesvara, kita harus melewati sebuah halaman dengan taman disekelilingnya yang juga bisa kita pergunakan buat foto-foto dengan latar belakang  pagoda Avalokitesvara.

Memasuki halaman pagoda Avalokitesvara, kita disuguhi patung dewi Kwan Im yang letaknya berseberangan dengan patung Buddha yang diletakkan di bawah pohon bodi.
Keunikan dari pohon bodi ini adalah daunnya yang berbentuk hati, ya ... dan pada saat-saat tertentu, pada ranting-rantingnya digantungkan sehelai kain merah berisikan doa-doa permohonan dari para umatnya.

Daunnya cukup rimbun buat meneduhkan halaman pagoda yang lumayan terik di siang hari.
Pagoda Avalokitesvara atau pagoda metakaruna sendiri berarti pagoda cinta dan kasih sayang yang dibangun untuk menghormati dewi Kwan Im yang dipercaya sebagai dewi kasih sayang.

Di tahun 2006 Pagoda Avalokitesvara diresmikan sebagai pagoda tertinggi di Indonesia (versi MURI).

Tinggi pagoda ini sendiri 45 meter dengan 7 tingkat yang makin menyempit ke atas.
Di dalam pagoda dengan ukuran 15 x 15 meter dengan bentuk segi delapan, diletakkan patung dewi Kwan Im setinggi 5,1 meter.




Dari tingkat 2 sampai dengan tingkat 6 pagoda, diletakkan juga patung dewi Kwan Im yang menghadap ke 4 penjuru mata angin. Sedangkan pada bagian puncak pagoda diletakkan patung Amitabha di mana di bagian puncak ini juga terdapat stupa untuk menyimpan relik (mutiara Buddha). Tidak ada akses jalan atau tangga ke tempat ini, ya ... jadi tidak dapat dikunjungi.

Pagoda Avalokitesvara  seringkali dipergunakan sebagai ritual mengetahui nasib seseorang bagi yang mempercayainya.
Uniknya semua material bangunan diimpor langsung dari Cina. Termasuk 2 lempengan batu utuh tanpa sambungan yang diukir secara detail dan indah oleh perajinnya.
Hmmm ... pagoda yang sarat dengan karya seni ....