Kamis, 02 Februari 2017

PAGODA AVALOKITESVARA BUDDHAGAYA WATUGONG/Jl.Perintis Kemerdekaan, Pudak Payung, Banyumanik, Kota Semarang

JALAN-JALAN SEMARANG 4
Pagoda Avalokitesvara ini terletak di dalam kompleks vihara Buddhagaya Watugong seluas 2,25 ha dengan 2 bangunan utamanya yaitu Pagoda Avalokitesvara dan Vihara Dhammasala.

Lokasinya sendiri berada persis di seberang markas Kodam IV Diponegoro dan bentuk bangunannya yang megah sudah kelihatan jelas dari arah jalan raya.
Jam bukanya mulai jam 7 pagi sampai dengan jam 9 malam tanpa harga tiket masuk resmi, hanya biaya parkir sukarelanya kita saja.
Disebut juga pagoda Watugong karena di daerah tersebut pernah ditemukan sebuah batu besar yang setelah terbelah di dalamnya ternyata terdapat batu berbentuk seperti gong. Dari area parkir, kita bisa memasuki kompleks vihara melalui monumen watugong ini.

Kita mau menjelajahi vihara Dhamasala dulu yang terletak di sebelah kiri kompleks dengan bangunan berlantai 2 di mana lantai 1-nya adalah aula serba guna sedangkan lantai 2-nya ada ruang Dhammasala yang dipergunakan sebagai tempat ibadah bagi umat Buddha.
Sebelum memasuki vihara, ada  ritual khusus yang harus dilakukan umat Buddha dengan menginjak relief yang terdapat di lantai depan pintu masuk vihara.
Relief  tersebut berbentuk bundar dengan gambar ayam sebagai perlambang keserakahan, ular sebagai perlambang kebencian dan babi sebagai perlambang kemalasan.

Diharapkan dengan menginjaknya sebagai perlambang menaklukkannya, umat Buddha dapat meninggalkan karakter-karakter tersebut  untuk dapat memasuki nirwana.

Di dalam ruang viharanya sendiri diletakkan sebuah patung Buddha raksasa keemasan dengan berbagai peralatan peribadatan.
Halaman vihara-nya sendiri dikelilingi pilar-pilar kokoh kecoklatan serta tembok dengan ukiran relief yang menggambarkan proses kehidupan manusia dari lahir sampai pada meninggalnya.


Dari sini, kita bisa melihat pagoda Avalokitesvara dari kejauhan.

Sedangkan untuk mencapai pagoda Avalokitesvara, kita harus melewati sebuah halaman dengan taman disekelilingnya yang juga bisa kita pergunakan buat foto-foto dengan latar belakang  pagoda Avalokitesvara.

Memasuki halaman pagoda Avalokitesvara, kita disuguhi patung dewi Kwan Im yang letaknya berseberangan dengan patung Buddha yang diletakkan di bawah pohon bodi.
Keunikan dari pohon bodi ini adalah daunnya yang berbentuk hati, ya ... dan pada saat-saat tertentu, pada ranting-rantingnya digantungkan sehelai kain merah berisikan doa-doa permohonan dari para umatnya.

Daunnya cukup rimbun buat meneduhkan halaman pagoda yang lumayan terik di siang hari.
Pagoda Avalokitesvara atau pagoda metakaruna sendiri berarti pagoda cinta dan kasih sayang yang dibangun untuk menghormati dewi Kwan Im yang dipercaya sebagai dewi kasih sayang.

Di tahun 2006 Pagoda Avalokitesvara diresmikan sebagai pagoda tertinggi di Indonesia (versi MURI).

Tinggi pagoda ini sendiri 45 meter dengan 7 tingkat yang makin menyempit ke atas.
Di dalam pagoda dengan ukuran 15 x 15 meter dengan bentuk segi delapan, diletakkan patung dewi Kwan Im setinggi 5,1 meter.




Dari tingkat 2 sampai dengan tingkat 6 pagoda, diletakkan juga patung dewi Kwan Im yang menghadap ke 4 penjuru mata angin. Sedangkan pada bagian puncak pagoda diletakkan patung Amitabha di mana di bagian puncak ini juga terdapat stupa untuk menyimpan relik (mutiara Buddha). Tidak ada akses jalan atau tangga ke tempat ini, ya ... jadi tidak dapat dikunjungi.

Pagoda Avalokitesvara  seringkali dipergunakan sebagai ritual mengetahui nasib seseorang bagi yang mempercayainya.
Uniknya semua material bangunan diimpor langsung dari Cina. Termasuk 2 lempengan batu utuh tanpa sambungan yang diukir secara detail dan indah oleh perajinnya.
Hmmm ... pagoda yang sarat dengan karya seni ....







Tidak ada komentar:

Posting Komentar